Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sejarah Masjid Pertama di Berlin

Senin, 09 Februari 2009

Pemeliharaan Nilai-Nilai Islam

Bahaya Zaman Dan Pemeliharaan Nilai-Nilai Islam
Oleh Bilal Atkinson – Hartlepool UK

Judul pidato saya hari ini adalah "Bahaya Zaman Dan Pemeliharaan Nilai-Nilai Islami". Paling tidak katakanlah, ini merupakan satu pembahasan yang luas dan saya akan, Insya Allah, menarik perhatian saudara-saudara pada sebagian dari bahaya-bahaya yang sedang mengancam manusia dan membahayakan dasar-dasar akhlak kita serta nilai-nilai, keyakinan dan pedoman Islam. Hal itu meyakinkan kembali bahwa Islam menolong dan menyediakan bagi kita dengan petunjuk yang, jika diikuti dan diamalkan, akan menyelamatkan kita yang memegang Islam dengan sepenuh hati dari segala keburukan (kejahatan) dan bahaya-bahaya [perbuatan-perbuatan] yang tak berakhlak yang ada dalam masyarakat. Bahaya-bahaya yang telah saya pilih untuk dibahas adalah materialism (kebendaan), alkohol (minuman keras), judi, internet, pergaulan bebas kaum pria dan wanita, penyakit-penyakit seperti Aids yang secara dekat berhubungan dengan kebebasan yang tak terjaga dan tak terkendali, dan terakhir adalah penipuan dan ketidak-jujuran.

Masalah pertama dalam pembahasan ini adalah materialisme (kebendaan) dan Al-Qur'an Suci merujuk pada keadaan ini yang menyatakan: "Bermegah-megahan telah melalaikan kalian [kepada Tuhan]. Bahkan hingga kalian mendekati liang kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kalian akan mengetahui [akibat perbuatan itu]. Kemudian sekali-kali tidak! Sekiranya kalian mengetahui dengan pasti. Niscaya kalian benar-benarakan melihat neraka jahim [dalam kehidupan dunia ini juga]." (QS 102:2-7).
Hasrat untuk memiliki sesuatu dan memenuhi hasrat itu telah menduduki tempat utama dalam perjuangan untuk mendapatkan kesenangan bagi kebanyakan orang. Surat-surat kabar, bioskop, televisi dan radio secara berulang-ulang menyiarkan untuk menarik perhatian dan sering kali mencodongkan para pelanggan untuk membeli perhiasan-perhiasan (aksesori) terbaru atau barang-barang mewah lainnya dan pusat-pusat perbelanjaan secara khusus dirancang dengan citra gaya dan gemerlap untuk menarik kita ketika kita melewatinya. Malangnya, hal itu lebih digemari di seluruh dunia. Kerja dengan bayaran tinggi, rumah yang penuh dengan perabotan modern, mobil baru dan pakaian-pakaian mahal merupakan daftar yang sangat diutamakan kebanyakan orang yang memandang hal-hal itu sebagai barang-barang yang 'harus dipunyai' dari pada bertanya pada diri sendiri 'apakah saya benar-benar memerlukannya?' atau 'apakah saya benar-benar mampu membayarnya?'


Ketika kekayaan dan nilai lahiriah menjadi tujuan dalam hidup kalian, [maka] kalian menjadi buta dengan mimpi buruk keuangan yang secara tak terhindarkan datang menyertainya. Dalam mencapai tujuan itu seseorang sering kali menjadi mementingkan diri sendiri dan hilang pertimbanganuntuk kesejahteraan orang-orang lain serta tak punya penghargaan atas nilai-nilai kehidupan sejati sama sekali. Pandangan yang sekilas tampak pada ekonomi beberapa bangsa, khususnya yang di Barat, memberikan kesan palsu bahwa mereka kaya dan makmur. Pandangan yang tampak pada ukuran hidup keluarga biasa juga memberikan kesan palsu yang sama. Bagaimanapun, dengan penelitian yang lebihdekat kalian akan jumpai bahwa, pada kebanyakan kasus, semua kekayaan bangsa atau keluarga yang terkumpul dalam bentuk rumah, mobil, perabotan, pakaian dan barang-barang rumah tangga itu dibeli dengan hutang (kredit) atau bukan nilai sebenarnya.
Suatu ekonomi apakah bangsa atau perorangan yang mengeluarkan perbelanjaan dengan pendapatan yang tidak dihasilkan [sendiri] telah membayar dengan nilai yang sangat tinggi. Kebanyakan ekonomi berjalan atas dasar uang bunga (riba), dan bank-bank selalu berkehendak meminjamkan uang. Tiga puluh tahun yang lampau adalah tidak begitu mudah untuk meminjam uang dari suatu lembaga keuangan sebab ada pembatasan tempat berdasarkan penghasilan seseorang dan kemampuanuntuk membayar kembali pinjaman itu. Tetapi, banyak dari pembatasan itu yang kini telah disingkirkan, sedemikian banyaknya sehingga orang-orang yang terkurung dalam hutang digalakkan untuk meminjamlebih banyak lagi. Puncaknya mereka sebenarnya tidak meminjam dari bank; mereka sedang meminjam dari masa depan mereka sendiri.
Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) telah mengingatkan bahaya pengejaran kekayaan duniawi ini. Beliau menyatakan: "Menikmati kemewahan hidup yang melewati ambang batas adalah suatu kehidupan terlaknat; sebab, hal itu di luar batas budi pekerti, tidak berhati dan tidak berjantung, mengabaikan rasa kasih terhadap duka nestapa sesame makhluk. Setiap hartawan akan diminta pertanggung-jawaban ataskewajiban-kewajibannya terhadap Tuhan dan terhadap sesamanya seperti akan diminta dari orang orang fakir miskin, bahkan tekanannya lebih berat dari mereka itu. Alangkah malangnya nasib orang yang mengandalkan kehidupan yang sesingkat ini lalu berpaling dari Allah."(Lihat Bahtera Nuh & Ajaranku, oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad(a.s.)).
Makam-makam Fir'aun Mesir diisi dengan segala kekayaan dan harta milik mereka karena mereka berharap untuk membawanya bersama mereka dalam kehidupan mereka sesudah mati. Mereka dengan takabur mengira mereka dapat membawa harta kekayaan yang mereka kumpulkan ke alam mendatang; sekurang-kurangnya mereka berpikir mengenainya, tapi secara salah menyimpulkan mengenai akhirat. Orang-orang di zaman ini tampaknya tak punya pikiran tentang hidup mereka sesudah mati, dan ini merupakan sebab utama dari kemunduran akhlak dan ruhani mereka. Mereka tetap terkurung dalam pengejaran-pengejaran dan hasrat-hasrat duniawi hingga kematian datang kepada mereka dan mereka menjumpai bahwa mereka telah menyia-nyiakan kehidupan mereka yang berharga dengan mengejar kekayaan yang fana alih-alih mengikuti Pencipta dari semua kekayaan mereka itu. Pengejaran kebendaan yang sedang meningkat ini telah menyebabkan dan terus menyebabkan kemunduran dalam keruhanian.
Itu merupakan kegilaan yang membuta untuk hal-hal duniawi yang menghalangi orang-orang yang tak beriman dari pencapaian nilai-nilai akhlak dan ruhani yang lebih tinggi dan lebih bernilai. Al-Qur'an Suci
menyatakan: "Hai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang hari ketika tiada lagi jual-beli, tiada lagi persahabatan, tiada lagi syafaat di dalamnya. Orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim." (QS 2:255).
Seorang Muslim hendaknya selalu berupaya untuk mengikuti contoh teladan dari Rasulullah(s.a.w.). Walaupun beliau menjadi penguasa Arabia yang tak tertandingi, gaya hidup beliau adalah sangat sederhana dan tak sulit untuk mengikutinya. Sejauh hubungannya dengan dunia kebendaan kita hendaknya mempertanyakan keperluan hakiki untuk barang-barang materi. Kita hendaklah menghindari peminjaman uang dan pembayaran riba demi memiliki barang-barang mewah. Kita hendaklah makan sederhana dan baik serta hendaknya tidak membuang-buang makanan. Puasa yang teratur meningkatkan kepedulian sejati akan keperluan-keperluan dari orang-orang yang 'tidak punya' dan hasrat untuk membantu orang-orang miskin serta menghapuskan kemiskinan. Kita hendaknya memberikan dengan niat sepenuhnya untuk berkurban dan menyambut semua seruan Khalifah zaman ini. Kita hendaknya lebih menggalakkan minat dalam olahraga dan kegiatan-kegiatan luar rumah lainnya juga kegemaran-kegemaran pribadi dari pada mengunjungi restoran-restoran, bioskop-bioskop mahal dan tempat-tempat sejenis lainnya. Islam tidak melarang kita untuk mencari tujuan-tujuan duniawi, yaitu, meraih ilmu pengetahuan atau kekayaan, atau menempatkan diri dalam bisnis dan industri. Islam hanya mengubah segi pandang kita. Ia mengajarkan kita untuk lebih memberikan keutamaan kepada perintah-perintah Ilahi di atas segala sesuatu yang lain. Dengan cara ini, kita meraih berkat-berkat ruhani dan keridhaan Tuhan juga hasil-hasil duniawi. Keikhlasan terhadap Tuhan tidak menjauhkan kita dari ganjaran-ganjaran duniawi. Nyatanya, ganjaran-ganjaran ini mengikuti kita seperti seorang pelayan. Tujuan kita adalah Tuhan kita dan kita wajib menjaga tujuan ini dalam pikiran kita setiap saat dalam kehidupan kita.Kebendaan yang berlebihan merupakan akar dari banyak masalah kemasyarakatan, seperti judi, narkoba dan kejahatan, yang sering kali juga menyebabkan keretakan keluarga, masyarakat dan kelompok.

Alkohol (Minuman Keras)

Demikian pula, satu mala petaka yang lebih besar, yang menghancurkan kehidupan keluarga dan mempunyai dampak yang besar dan menghancurkan dalam masyarakat luas, adalah masalah alkohol. Hadhrat Masih Mau'ud(a.s.) membahas masalah ini dan bersabda: "Wahai, orang yang arif bijaksana! Dunia ini tidak akan ada untuk selamanya. Hindarilah semua barang yang memabukkan. Tidak hanya minuman keras seperti anggur, bir, wiski dan sebangsanya yang memabukkan itu melainkan juga candu, ganja, marijuana, morfin, toddy dan tarri. Segala macam barang pemabuk yang membuat orang jadi ketagihan itu memberi dampak sangat buruk kepada otak manusia dan kesudahannya membinasakan orang yang memakannya (menggunakannya). Oleh karena itu, selamatkanlah diri kalian." (Lihat Bahtera Nuh & Ajaranku, oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad(a.s.)).
Dalam banyak masyarakat konsumsi alkohol tampaknya telah menjadi hidangan tetap di kalangan sejumlah orang yang semakin meningkat, khususnya generasi muda. Hal itu tampaknya juga menjadi unsure kemasyarakatan yang tak tergantikan dan merupakan bentuk lain dari hiburan. Tampaknya tak ada perkumpulan sosial yang sepenuhnya tanpa alkohol sebagai gaya hidup mereka. Di akhir pekan, tujuan dalam hidup sebagian orang, terutama dari generasi muda adalah tidak mempunyai suatu 'good time' (hiburan) seperti yang biasa dilakukan pada beberapa tahun lalu, melainkan 'keluar dan minum'. Hal itu menghilangkan (membunuh) perasaan, akhlak dan sopan-santun seseorang.Menurut surat kabar The Independent Newspaper 2nd November 2005: "Mayoritas orang mengkonsumsi alkohol dan hal itu sangat terkenal bahwa jumlah ini meningkat menjadi pecandu alkohol. 1,1 juta orang dewasa di Inggris menderita ketergantungan alkohol.."
Konsumsi alkohol tidak hanya menghancurkan pribadi, ia juga menghancurkan keluarga, ekonomi dan kesehatan mental mereka, dan dalam jangka panjang ia menghancurkan masyarakat secara luas. Sebagai hasil langsung dari konsumsi alkohol hal itu telah terbukti tanpa keraguan bahwa akhlak dan rasa tanggung-jawab berkurang pada pemakai yang terpengaruh . Kejahatan-kejahatan juga meningkat dalam bentuk pencurian, perampokan, kekerasan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak, perkosaan, bunuh diri dan kematian karena ngebut tapi itu baru sebagian. The British Crime Survey 2004/2005 mengungkapkan bahwa 48% dari semua tindak kejahatan dengan kekerasan dan 60% dalam kasus-kasus kekerasan lainnya terjadi ketika pelaku berada di bawah pengaruh alkohol. Menurut sebuah kajian oleh the Institute of Alcohol Studies UK (2006) berjudul 'Alcohol in Europe' menulis: "Jelaslah, satu dari empat orang di Inggris menikmati minuman keras dengan satu tujuan – untuk menjadi mabuk sepenuhnya. Minum berlebihan tidak lama menjadi kebiasaan kaum pria, gadis-gadis dan wanita-wanita muda tampaknya juga keluar dan memperoleh 'ketenaran' seperti halnya kaum pria." Untuk memulihkan masalah 'minum berlebihan' dan alkohol itu Pemerintah Inggris sebenarnya telah, yang menurut saya adalah salah, menambah jumlah jam pokok yang diizinkan untuk tetap buka. Sebenarnya, di beberapa kawasan kedai alkohol yang diizinkan untuk tetap buka adalah 24 jam per hari.
Ajaran Islam dalam masalah ini telah memberikan jawaban yang sempurna, pengobatan yang sempurna dan dalil yang sempurna. Al-Qur'an Suci menyatakan: "Mereka menanyakan kepada engkau tentang khamar dan judi. Katakanlah: 'Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tapi dosanya lebih besar dari pada manfaatnya'." (QS 2:220).
Diriwayatkan oleh Hadhrat Anas(r.a.) bahwa Nabi Suci(s.a.w.) bersabda: "Laknat Tuhan turun atas sepuluh kelompok orang yang berhubungan dengan minuman keras. Orang yang menyulingnya (membuatnya), orang yang meminta untuk disulingkan, orang yang meminumnya, orang yang mengangkut (membawakan)nya, orang yang menyuruh untuk dibawakan, orang yang menghidangkannya, orang yang menjualnya, orang yang memanfaatkan uang dari [hasil] itu, orang yang membelinya dan orang yang membelikan untuk orang lain." (Sunan Ibnu Majah Jilid 3, Kitabul Khamr, Juz 30, Hadits No. 3380). Lebih lanjut Nabi Suci(s.a.w.) pembawa agama Islam bersabda: "Minuman keras merupakan induk dari segala kejahatan dan ia merupakan yang paling memalukan dari kejahatan." (Sunan Ibnu Majah Jilid 3, Kitabul Khamr, Juz 30, Hadits No. 3371).
Oleh sebab itu kita hendaknya mengajarkan pada anak-anak kita mengenai pengaruh-pengaruh buruk alkohol dan hendaknya membimbing dengan contoh teladan. Kita hendaknya menjauhi pub-pub dan bar-bar meskipun kawan-kawan kita yang non-Muslim mungkin sering mengunjunginya dan kita hendaknya hanya menyajikan kepada mereka minuman-minuman tak beralkohol.

Judi

Kini marilah kita beralih perhatian pada judi. Penelitian terakhir oleh sebuah surat kabar Inggris (The Independent 25th May 2006) mengungkapkan beberapa catatan yang amat menarik tapi mengguncangkan tentang Inggris sebagai bangsa penjudi. 50 bilyun pound sterling dihabiskan untuk judi di Inggris selama tahun 2005. Sejak 2001, telah ada peningkatan 700% atas uang yang dihabiskan untuk judi dan yang lebih menakutkan, sejak tahun 2001 telah ada kenaikan 23.000% dalam judi online (internet). Dilaporkan juga bahwa ada 370.000 orang ketagihan untuk berjudi dan diharapkan bahwa jumlah ini akan meningkat 700.000 dalam lima tahun mendatang.
Secara keseluruhan tanpa memandang jumlah pecandu yang meningkat dan kehancuran kehidupan keluarga mereka, pemerintah Inggris, tertarik oleh pendapatan yang besar dari perjudian, tahun ini (2006) telah memperkenalkan Undang-Undang Judi (Gambling Act) yang akan mengizinkanuntuk membangun delapan kasino kecil, delapan kasino besar dan satu kasino regional atau super kasino.Seluruh bangsa juga digalakkan untuk berjudi setiap minggu di the National Lottery di mana para penjudi dibujuk dengan keuntungan besar seketika. Hasilnya, orang-orang yang berusaha keluar dari dalamnya kemiskinan itu umumnya adalah orang-orang yang menghabiskan begitu banyak uang dalam lotre (judi), sedang mengakibatkan kekurangan uang lebih banyak dan lebih banyak lagi dan berputus asa sebab mereka tak mampu untuk memenuhi impian-impian mereka.

Mr. Mark Griffiths (Professor of Gambling – Nottingham Trent University) telah mengulas: "Judi merupakan satu bentuk pajak sukarela kendatipun orang-orang tidak memandangnya seperti itu. Dengan mengembangkan judi Pemerintah dapat menghasilkan uang lebih banyak. Tak ada masyarakat besar yang mendorong untuk membebaskannya. Hal itu telah menjalankan perindustrian dan pemerintahan. Tapi jika kalian berupaya untuk menggantikannya maka akan terjadi kekacauan."Bagi banyak orang, mungkin jadi sangat ketagihan judi – dan disebabkan mudah melakukannya secara online (langsung) di internet, hal itu menjadi lebih mudah dijangkau bagi kelompok-kelompok orang tertentu. Hal itu sangat sederhana untuk menyalakan komputer dan masuk ke website. Pada setiap tempat di internet berkumpul para pengguna yang mulai dengan pertaruhan kecil dan selanjutnya berakhir dengan kehilangan rumah-rumah mereka ketika mereka berupaya untuk meraih kembali kerugian-kerugian mereka dengan menghabiskan uang lebih banyak dan lebih banyak lagi di perjudian. Bahkan lebih buruk lagi, ada pemain-pemain yang berhutang besar sebab mereka menggunakan kartu-kartu kredit dan tabungan-tabungan bank mereka untuk berjudi. Ini dapat mengakibatkan kesempitan keuangan, kebangkrutan, kehancuran pernikahan dan keluarga dan malangnya pada sebagian kejadian, bunuh diri.Islam memberikan jawaban dan pemecahan untuk mala petaka yang tumbuh karena alkohol, narkoba dan perjudian – ia secara sederhana memerintahkan 'Hindarilah agar kalian selamat.'

Tak ada cara-cara lain dan tak ada jalan pintas untuk untuk mengendalikan wabah keburukan ini. Ajaran kemasyarakatan Islam adalah amat penting untuk perlindungan dan kelangsungan hidup sistemkeluarga. Bahaya-bahaya ini mempengaruhi dan menarik kita pada keuntungan-keuntungan duniawi mereka hingga sebelum kita menyadarinya kita tenggelam dalam kecanduan, sedemikian banyak hingga kita membenarkan diri kita bahwa tak ada salahnya ambil bagian dalam perbuatan-perbuatan ini. Ini merupakan satu pendakian yang sangat licin bahwa kita harus menjaga diri pada tahap baru tumbuh. Keterbukaan mengenai masalah keuangan yang lebih besar antara suami dan istri, melibatkan diri dalam hal-hal yang lebih menarik seperti belajar ketrampilan, kerajinan tangan, dan membelanjakan untuk hal-hal yang baik merupakan sebagian dari pemecahan untuk manfaat akhlak dan ruhani manusia.

Internet

Kita semua telah mendengar berbagai bahaya dari internet. Walaupun sebagian dari bahaya-bahaya ini telah sangat dibesar-besarkan, hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa sebuah komputer dan operatornya, yang dihubungkan dengan internet dapat menjadi sasaran serangan-serangan yang nyata atas kesadaran mereka baik secara terbuka atau tersembunyi.Internet dapat menjadi alat yang amat bermanfaat untuk mencari ilmu pengetahuan, tapi, ada orang-orang yang merasa terdorong untuk menggunakan ilmu mereka mengenai komputer untuk mencari file-file tersembunyi dengan cara illegal dan tak beradab. Akibatnya, mereka menciptakan kehidupan yang sukar bagi pengguna-pengguna internet lainnya. Tak ada sistem kebijakan internet yang benar dan layak dan ia terbuka untuk penyalah-gunaan dengan perusahaan-perusahaan palsu dan orang-orang mencari sejumlah besar kekayaan atau ilmu pengetahuan tanpa memandang kebaikan akhlak (moral) atau kehormatan orang-orang yang sedang mereka tuju. Internet juga terbuka untuk penyalah-gunaan dengan kejahatan-kejahatan. Misalnya, ada fedofilia dan penyimpangan-penyimpangan seksual lainnya yang berupaya untuk menjebak kaum muda dengan berpura-pura menjadi orang yang lain dari pada diri mereka yang sebenarnya dan ini dapat digambarkan dalam penggunaan apa yang dikenal sebagai chat room (ruang chatting). Internet tanpa nama membolehkan para pengguna chat room untuk merasa lebih nyaman berbicara tanpa takut dipersoalkan. Kebanyakan para pengguna internet boleh secara langsung mencariseseorang yang seumur dan sama minatnya dengan mereka untuk berbicara, tapi macam mana mereka dapat mengatakan? Jati diri seseorang yang sebenarnya tak pernah terungkap secara langsung dan sebagai hasilnya kepedulian dan kesadaran sosial seseorang menurun. Oleh sebab itu, percakapan dalam chat room dan masalah-masalah yang dibahas biasanya jauh berbeda dengan perhubungan biasa (normal) dan sering kali termasuk hal-hal yang tak pernah dibicarakan dengan orang lain secara langsung.
Dalam chat room, pembahasan-pembahasan dapat berupa kekerasan, caci-maki dan bahkan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang-orang lain. Internet juga memberikan akses cuma-cuma untuk belanja, musik, game, pornografi, film dan sebagainya di mana seseorang dapat menghabiskan waktu berjam-jam mengejar hal-hal yang mencandu dan sia-sia ini yang terpisah dari kehidupan sehari-hari yang wajar. Pemakaian internet, tak peduli betapapun polos tampaknya, dapat menjadi kecanduan, dan mendorong sang pemakai melampaui batas kehidupan yang seimbang. Hal itu sedang menjadi tantangan secara meningkat untuk memantau kegiatan seseorang di internet manakala pada saat yang sama menghormati privasi mereka. Para orang tua khawatir bahwa anak-anak akan berhubungan dengan orang-orang secara online yang mungkin bermaksud merugikan mereka dan selalu ada ketakutan bahwa pemakaian internet yang meningkat akan membawa anak-anak mengakses hal-hal yang tak layak seperti pornografi, rasisme dan kekerasan. Keselamatan anak adalah cukup sulit untuk dilindungi dalam kehidupan nyata, apalagi dalam jangkauan internet yang luas. Mereka hendaknya ditegaskan memakai internet untuk mengakses informasi dan untuk berbicara dengan rekan-rekan yang sudah ada saja dan computer hendaknya ada di kamar yang ada di bawah tanggung-jawab pengawasan orang tua. Anak-anak hendaknya juga digalakkan untuk membaca buku-buku dan literatur-literatur lainnya sebagai sumber utama untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Pergaulan Bebas Antara Kaum Pria Dan Wanita

Bahaya kelima yang akan saya bahas adalah pergaulan bebas antara kaum pria dan wanita. Dalam Islam pergaulan bebas antara pria dan wanita sejak waktu mereka memiliki kesadaran seksual (aqil baligh) adalah dilarang. Pada satu segi, ini mungkin kelihatan agak keras, tapi jika kita kaji pengaruh-pengaruh hubungan yang longgar (bebas) antar jenis kelamin itu, kita akan segera melihat hikmah di balik ketegasan ini. Hari ini, di dunia ini, segala macam kejahatan yang diakibatkan oleh pergaulan bebas antara pria dan wanita meningkat seiring dengan kemunduran akhlak. Ketika akhlak (moral) mundur, sikap keterlaluan dan tidak sopan-santun menjadi lebih dapat diterima bagi masyarakat modern. Di Barat khususnya, kaum pria dan wanita dapat berjalan setengah telanjang di muka umum, berenang bugil, minum mabuk dan berdansa-dansi di bar-bar dan klub-klub dan merasa bebas untuk mempunyai pasangan tak resmi dengan orang yang mereka pilih. Pornografi, pelacuran, perzinaan, perceraian, keluarga dengan orang tua tunggal, aborsi, hidup bersama dengan lawan jenis dan pasangan-pasangan sejenis, juga pakaian dan pembicaraan yang tak sopan kini tampaknya lebih dapat diterima dari pada di masa-masa lalu; serta hasil dan akibatnya adalah benar-benar luas. Apa yang disebut sebagai masyarakat bebas' di tempat kita hidup telah terbukti menjadi perusak dalam kesatuan keluarga, harga diri dan kehormatan diri manusia. Keluarga-keluarga sering kali terpecah belah, ketidak-tenangan menyebar dan kepribadian orang-orang menjadi kacau dan menyimpang. Ada banyak perbuatan dalam masyarakat modern yang lambat laun akan mengikis aturan dan kelayakan pardah untuk Muslimin dari pria dan wanita kedua-duanya. Jika konsep Islam mengenai pardah tidak jelas bagi kaum pria dan wanita kedua-duanya, maka aturan itu akan hilang. Pria, wanita dan juga anak-anak mendirikan shalat-shalat mereka secara berjamaah hendaknya menjalin persahabatan dengan orang-orang saleh dan teratur menghadiri acara-acara Jama'at untuk menghindarkan terpisahnya diri mereka dari nilai-nilai Islami. Islam tegas terhadap pergaulan bebas dan longgar antar jenis kelamin ini. Hadhrat Ummu Salamah(r.a.) dan Hadhrat Maimunah(r.a.) (yang keduanya adalah istri-istri Rasulullah(s.a.w.)) ada bersama Nabi(s.a.w.) ketika Hadhrat Abdullah bin Ummi Maktum(r.a.), yang tuna netra, datang untuk berbicara dengan beliau. Rasulullah(s.a.w.) bersabda kepada kedua istri beliau untuk mengamalkan pardah di hadapan tamu itu. Hadhrat Ummu Salamah(r.a.) berkata, "Ya Rasulullah, dia tuna netra dan tidak akan melihat kami." Rasulullah(s.a.w.) bersabda, "Dia tuna netra tapi kalian tidak, dan tidakkah kalian melihatnya?" (Sunan Abu Daud, Hadits No. 4100). Dalam Al-Qur'an, Tuhan menerangkan hakikat pardah Islam atau hijab yang membentuk sikap kaum pria dan wanita kedua-duanya serta tercermin dalam pakaian dan sikap perbuatan. Al-Qur'an Suci memberikan petunjuk dan ajaran: "Katakanlah kepada lelaki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Itu lebih suci bagi mereka…Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya…" (QS 24:31-32).

Tidak hanya kaum wanita wajib menutupi dirinya di hadapan pria yang bukan muhrim mereka, tapi mereka juga dituntut untuk menjaga pandangan mereka. Kaum pria juga dituntut untuk mengamalkan pardah, dengan demikian mencegah mereka jatuh dalam kemerosotan akhlak. Pardah hendaknya diamalkan dengan cara yang paling tepat tapi tidak akan dipaksakan. Kita hendaknya tak akan pernah menjadi kendor dalam aturan-aturan kita khususnya ketika banyak dari kita yang kini menjalin hubungan kerja dan perkumpulan sosial lainnya. Kita tetap wajib menampilkan jiwa pardah yakni kita hendaknya berupaya untuk menghindari pesta-pesta dan acara-acara lainnya khususnya yang ada acara minum alkohol, musik, nyanyian dan dansa dansi yang adalah 'mengikuti zaman'. Jabat tangan antara pria dan wanita hendaknya juga dihindari tanpa kecuali kepada orang yang menyalami kalian. Makin sering kesempatan untuk hubungan sosial antara pria dan wanita, tampaknya makin banyak peluang daya tarik alami yang Tuhan tanamkan di antara mereka, akan menghasilkan hubungan yang membahayakan moral dalam masyarakat. Maka banyak penyakit, seperti AIDS, yang secara khusus dipicu oleh kebebasan dan seksualitas tak terkendali. Kemunduran dalam aturan-aturan akhlak dan ruhani secara tak terhindarkan hampir selalu membawa pada kemunduran dalam kesehatan jasmani. Penyebaran penyakit-penyakit kelamin, juga penyakit-penyakit syaraf, mental dan kejiwaan yang merenggut ratusan ribu orang diketahui berasal dari kebebasan seksual. Salah satu dari penyakit-penyakit yang paling berbahaya adalah Aids yang disebabkan oleh virus HIV. Virus ini menghancurkan daya tahan tubuh, menjadikannya lemah terhadap segala penyebab penyakit. AIDS telah mencapai semua benua di dunia ini dan kurang atau lebihnya tetap tak terobati meskipun obat-obat tertentu mungkin dapat memperpanjang umur mereka yang terjangkiti. Jutaan orang telah menderita karena penyakit ini, satu kenyataan yang tersedia di masa modern dari bukti untuk sabda-sabda Nabi Muhammad(s.a.w.) yang menyatakan: "Tak pernah terjadi bahawa pergaulan bebas meliputi suatu kaum sedemikian luas hingga mereka menampilkan tindakan-tindakan seksual yang tak bermalu lalu mereka tidak dihukum Tuhan. Di kalangan mereka, pastilah, wabah tersebar dan penyakit-penyakit lain, yang demikian itu tak pernah disaksikan oleh leluhur mereka." (Sunan Ibnu Majah, Jilid 11, Kitabul Fitan – 'Uqubat, Darul Fikr Al-Arabi, hal. 1333). Lagi kita hendaknya menggalakkan minat pada olahraga dan kegiatan luar rumah lainnya juga minat-minat lain seperti perancangan dan pembangunan atau pertanian dan perkebunan dari pada menyaksikan acara-acara dan film-film di TV dan bioskop yang tak layak, kasar dan keras.

Penipuan Dan Ketidak-Jujuran

Bahaya terakhir yang ingin saya soroti adalah penipuan dan ketidak-jujuran. Kepalsuan merupakan dasar, titik tolak dari kebanyakan dosa-dosa. Hari ini, langkanya kebenaran dijumpai di seluruh dunia tanpa kecuali. Dari semua keburukan akhlak, dusta adalah yang paling buruk dan mempunyai berbagai sebab yang kompleks. Kebanyakan orang memandang perkataan yang disebut 'white lie' (dusta putih) sebagai yang dapat diterima masyarakat. Dusta adalah dusta tak peduli apa warna yang kalian bubuhkan atasnya dan tak peduli betapapun hal itu dapat diterima masyarakat. Banyak masalah akhlak, sosial danekonomi di dunia ini terjadi karena langkanya kebenaran, kejujuran dan integritas. Tanpa kebenaran tak dapat ada keadilan yang layak, dan tanpa keadilan, kekacauan dan kejahatan timbul. Akhirnya, manusia yang tak manusiawi terhadap sesama manusia itu mengejar cara yang keras dan menghancurkan. Ketika kita membiarkan nilai-nilai kebendaan memasuki kehidupan kita sehari-hari dan berlomba dengan kepalsuan maka kita mengurung diri kita sendiri dengan orang-orang yang tak jujur, dan dengan demikian memasuki jalinan pelanggaran kebenaran dan pengkhianatan.

Berbicara benar merupakan kebaikan besar yang seharusnya ditanamkan pada setiap orang dan setiap anak seakan-akan hal itu merupakan anggota sejati yang tanpa itu tubuh tidak dapat berfungsi. Bagi seorang benar yang sejati adalah penting bahwa mereka mengikuti kebenaran tanpa memandang hasrat atau kepentingan mereka sendiri. Hanya orang-orang inilah yang tegak pada kebenaran, bahkan dengan resiko kehilangan jiwa, kehormatan atau harta, adalah sungguh-sungguh benar.
Suatu kali, seseorang mengunjungi Rasulullah(s.a.w.) dan menerangkan kepada beliau bahwa dia mempunyai banyak kebiasaan yang buruk termasuk berdusta. Dia bertanya bagaimana dia dapat membebaskan dirinya dari cara hidup yang penuh dosa semacam itu. Nabi Suci(s.a.w.) memberikan satu jawaban yang sederhana, beliau memberi-tahukan dia untuk selalu berkata benar karena hal ini akan membebaskan dia dari segala keburukannya. Orang itu segera menyadari bahwa jika seseorang memeriksa kegiatan-kegiatannya hari demi hari dia tak akan punya pilihan kecuali berkata benar. Pasrah pada kebenaran terbukti menjadi obat yang paling ampuh dan satu penyembuh bagi cara-cara buruknya.

Ajaran-ajaran Al-Qur'an Suci mengenai kebenaran adalah lengkap dan berderajat paling tinggi. Al-Qur'an Suci menyatakan: Laki-laki dan perempuan yang benar akan mendapatkan ganjaran besar dari Allah (QS 33:36).Dalam ayat tersebut, fitrat dan filsafat dari kebenaran digambarkan dan segala seginya tercakup sepenuhnya. Al-Qur'an Suci mengatakan bahwa kebenaran adalah bagi Tuhan saja. Kita tahu bahwa kita tidak dapat menyembunyikan sesuatu dari Dia. Juga, jika kita benar-benar beriman bahwa Tuhan adalah Maha Mengetahui, maka kita tidak dapat bersembunyi di balik kedustaan atau kepalsuan untuk menyelamatkan diri. Oleh sebab itu kita hendaknya merenungi diri sendiri setiap hari mengenai amal perbuatan kita sendiri dan akibat-akibatnya serta berjuang untuk memperbaiki diri sesuai dengan ajaran Islam.
Sebuah ayat dari Al-Qur'an Suci menyimpulkan perlunya manusia untuk memenuhi dan menampilkan derajat akhlak yang tinggi dan melindungi dari pengaruh-pengaruh buruk. Ia menyatakan: "Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berlaku adil dan berbuat kebaikan dan member bantuan kepada kerabat; dan Dia melarang perbuatan keji dan mungkar dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran." (QS 16:91).

Kata-kata dalam ayat ini adalah begitu jelas dan sederhana dan dapat dengan mudah dipahami oleh orang-orang dari semua kemampuan intelektual. Secara ringkas, ayat itu telah merangkum keadilan, berbuat baik kepada orang lain, cinta kasih seperti antar sesame saudara dan telah melarang perbuatan keji, kejahatan dan permusuhan. Ayat Al-Qur'an Suci yang khusus ini menghimpun segala intisari mutuajaran yang sempurna dan meliputi ajaran akhlak yang sempurna dan evolusi ruhani serta perkembangan manusia, dan dengan mengikuti petunjuk Ilahi seperti itu, seorang mukmin sejati dijamin selamat dari segala kemungkinan yang akan terjadi.
Sebagai Muslim Ahmadi kita hendaknya tetap berada sedekat mungkin dengan Khalifah zaman dan mengikuti arahan-arahan beliau yang akan menyelamatkan kita dari keburukan-keburukan zaman ini. Khilafat merupakan lembaga yang diberkati, satu anugrah Allah, yang hendaknya kita hargai dan manfaatkan untuk membantu kita mengamalkan nilai-nilai ke-Islam-an kita. Jika kita abaikan petunjuk beliau maka kita tak punya alasan dengan kemunduran akhlak kita.

Menghindari keburukan-keburukan zaman modern sungguh merupakan jalan perjuangan kita yang mendasar – jihad untuk perbaikan diri, meraih kedekatan dengan Allah dan berjuang dalam melakukan amal-amal saleh. Jika kita tidak menyingkirkan keburukan-keburukan ini dari diri kita, kita tidak dapat mencapai [kedekatan dengan] Allah dan kita tidak dapat menyampaikan keindahan-keindahan agama kita yang sempurna kepada orang-orang lain jika kita tidak mengamalkannya.
Dalam mencari kebahagiaan dan kesenangan duniawi, dan dengan mengembangkan cara-cara yang mementingkan diri sendiri, orang itu melupakan tujuan yang sebenarnya dari hidupnya, yang adalah untuk meraih kedekatan dengan Tuhan dan menuju ke arah kebahagiaan dan kesenangan sejati.
Al-Qur'an Suci menyatakan: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah maka hati menjadi tenteram." (QS 13:29).
Ayat yang indah ini menetapkan kebenaran yang mendalam. Makin banyak orang duniawi memperoleh harta benda dalam kehidupan ini, makin besar rasa kekurangan yang terjadi dan berakibat membakar kalbu-kalbu (hati) mereka. Tapi mengenai orang yang mencari Tuhan, makin banyak mereka kembali kepada-Nya, makin besar ketenteraman kalbu-kalbu (hati) mereka. Ini menunjukkan bahwa pencarian Tuhan merupakan hasrat yang paling mendalam pada fitrat manusia dan merupakan tujuan hakiki dari hidup manusia, dan ketika tujuan ini tercapai manusia mulai menikmati ketenteraman kalbu yang sempurna. (Lihat P. 1212, Commentary 1640, Holy Qur'an edited by Malik Ghulam Farid, Islam International Publication Ltd, 1994).
Terakhir, saya telah menyoroti hanya sebagian kecil dari bahaya-bahaya dan rintangan-rintangan yang sedang dihadapi umat manusia hari ini khususnya terhadap kesatuan dan kemapanan kehidupan keluarga. Hanya dengan keimanan dan keikhlasan menerapkan ajaran-ajaran Al-Qur'an Suci dan sunnah Nabi Suci, Muhammad(s.a.w.), maka kaum Muslimin, dapat memelihara dan menjaga nilai-nilai akhlakke-Islam-an mereka. Pengamalan nilai-nilai Islam dengan penuh keyakinan akan menjaga generasi mereka berikutnya. Kaum Muslimin dan khususnya Muslim Ahmadi seharusnya dikenali dengan mudah dalam masyarakat modern sebagai pembawa obor bagi nilai-nilai akhlak yang kuat yang menyumbangkan masyarakat berakhlak dan adil untuk masa kini dan anak-anak kita di masa depan.

Tidak ada komentar: